Total Tayangan Halaman

Selasa, 28 Desember 2010

Balance Scorecard

Balance Scorecard (BSC) sebuah metode manajemen pengelolaan kinerja perusahaan yang sudah banyak dipake diberbagai perusahaan. Framework BSC memandang kinerja perusahaan harus dilihat secara seimbang antara kinerja perusahaan di masa lalu (past) dengan masa depan (future). Keseimbangan antara keduanya itu menjadi tolok ukur kinerja perusahaan.

Mengelola kinerja perusahaan adalah menentukan Key Performance Indicators (KPI) yang digunakan untuk merepresentasikan kinerja perusahaan. Ibarat anak sekolahan KPI adalah semacam mata pelajaran yang diakhir periode (semester ato caturwulan) akan dilaporkan nilainya. Definisi Kpi sendiri adalah sebuah metrik (terukur & dapat diukur) yang menyatakan efektifitas dan efisiensi sebuah pekerjaan. Ada banyak indikator kinerja yang bisa digunakan untuk mengukur akan tetapi harus dipilih benar indikator-indikator yang menunjukan efektif & efisiensinya sebuah pekerjaan.

Yang terjadi dibanyak perusahaan, kinerja diukur berdasarkan kinerja keuangan. Hal ini memang tidak salah, keuangan yang baik memberikan informasi bahwa perusahaan tersebut dalam kondisi yang sehat namun kinerja keuangan hanya memberikan penjelasan tentang kondisi perusahaan di masa lalu, sementara kinerja di masa sekarang atau masa depan tidak dapat kita ketahui.

Balance scorecard membagi kinerja perusahaan dalam 4 perspektif pokok yaitu financial, customer, internal business process, dan learning & growth. Perspektif financial menampilkan kinerja perusahaan di masa lalu sedangkan ketiganya merupakan kinerja masa depan. Pada perkembangan sekarang ada penambahan elemen ke 5 yaitu: Community Development (comdev).

Sering terjadi kesalahan dalam memahami makna balance di BSC, masih banyak yang berpikir bahwa yang dikatakan balance tersebut adalah seimbang dalam ukuran jumlah perspektif. Hal ini tentu saja merupakan sebuah kesalahan. Makna balance dalam BSC adalah dalam menilai sebuah kinerja harus seimbang, karena kinerja sebuah perusahaan tidak bisa dilihat dari kinerja yang telah lalu (financial) akan tetapi hal-hal yang menentukan kinerja masa depan (customer, internal business process dan learning & growth) juga harus diperhatikan. Boleh saja sebuah perusahaan memperoleh laba yang besar, namun jika customernya berpaling ke yang lain maka dapat disimpulkan kinerjanya dimasa depan akan berkurang. Sebuah pengelolaan kinerja merupakan proses yang berjalan secara terus menerus.

Salah satu perbedaan metode balance scorecard (dibandingkan dengan metode yang lain seperti IPMS) adalah Kpi-kpi dalam balanced scorecard diturunkan dari visi dan misi perusahaan yang dideploy sampai pada strategy objectif. Baru dari strategy objectif ini bisa diidentifikasikan Kpi-kpi yang diperlukan. Hal ini berbeda dengan metode IPMS yang membentuk Kpi-kpi dari stackholder requirement.

IPMS

Integrated Performance Management System (IPMS) adalah salah satu metode yang digunakan untuk menentukan Kpi-Kpi. Berbeda dengan BSC yang berasal dari Amerika, IPMS lebih berkembang dan populer di Eropa/Inggris. Dalam menentukan Kpi, IPMS berpatokan pada stackholder requirement. Dari kebutuhan masing-masing stakeholder dapat diidentifikasikan Performance Indicators (PI). Selanjutnya dari PI-PI yang ada bisa dipilih Kpi-Kpi yang bisa digunakan.

Indentifikasi dengan IPMS menghasilkan PI yang jauh lebih banyak dan mudah daripada dengan menggunakan BSC, akan tetapi menentukan Kpi yang tepat dengan menggunakan IPMS menjadi lebih sulit. Jika BSC lebih merupakan pendekatan top-bottom, maka IPMS merupakan pendekatan bottom-up dalam menentukan Kpi2.

Implementasi

Sering terjadi kebingungan dalam menentukan metode yang akan digunakan. Pemilihan metode sangat tergantung pada kondisi perusahaan itu sendiri. Pada umumnya BSC lebih disering digunakan pada organisasi yang mencari keuntungan (profit), sedangkan IPMS sering digunakan untuk menentukan Kpi pada organisasi nonprofit. Dalam beberapa kasus menggunakan kombinasi keduanya akan lebih mudah, hal ini sering disebabkan karena sulitnya mendeploy visi, misi perusahaan ke strategy objectif. Setelah didapatkan PI-PI kemudian di linkingkan dengan visi-misi dan strategy perusahaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar