Merancang suatu sistem kerja hendaknya menggunakan suatu perencanaan dan pengukuran yang terpola. Perencanaan dalam Time and Motion Study berarti menentukan metode apa yang akan digunakan selain itu pengukuran dilakukan apabila metode sudah dipilih, lalu seorang engineering melakukan pengamatan dan pengukuran atas stasiun kerja yang diamati. Setelah diamati dan diukur, maka akan didapat suatu sistem kerja yang paling menguntungkan perusahaan. Untuk itu Time and Motion Study sangat diperlukan karena merupakan suatu kajian studi dimana para engineering diarahkan agar dapat membuat suatu keputusan memilih metode yang lebih diinginkan dengan pertimbangan biaya. Dalam penentuan gaji pun seorang perancang dapat menggunakan pendekatan ini, karena nantinya akan membuat perusahaannya memiliki sistem yang terbaik dan akan mengurangi biaya-biaya sehingga keuntungan perusahaan akan meningkat.
Definisi Time and Motion Study
Pendekatan Time and Motion Study menurut Barnes (1976: 6) merupakan, Studi yang sistematik dari sistem kerja dengan tujuan-tujuan sebagai berikut :
(1) mengembangkan sistem dan metode yang diinginkan – biasanya dengan salah satu yang biayanya lebih murah;
(2) standarisasi sistem dam metode;
(3) menentukan waktu yang dibutuhkan oleh seorang trainer yang memenuhi syarat dan pantas yang bekerja pada langkah normal untuk melakukan tugas spesifik atau operasi;
(4) membantu dalam training pekerja pada metode yang diinginkan. Time and Motion Study dapat didefinisikan sebagai suatu pendekatan yang mengarahkan engineering dalam memilih suatu metode yang berkaitan dalam merancang sebuah stasiun kerja yang diinginkan baik itu oleh si perancang maupun bagi pihak perusahaan
Ruang Lingkup Time and Motion Study
Ruang lingkup dari Time and Motion Study yang berkaitan dengan penelitian ini secara umum dapat digambarkan dalam diagram berikut :
Penyesuaian
Menurut Westinghouse, penyesuaian di bagi kedalam berbagai faktor antara lain, keterampilan, usaha, kondisi kerja dan konsistensi. Tiap faktor akan didefinisikan lagi menurut kemampuan individu operator dan diberi penilaian Selain itu juga terdapat penyesuaian menurut objektif yang dimaksudkan untuk lebih mengobyektifkan penyesuaian karena cara presentase sangat dipengaruhi oleh subyektifitas pengukur. Cara untuk melakukan penilaian menurut tingkat kesulitan dengan cara obyektif dengan menilai keadaan dilihat dari anggota tubuh terpakai, pedal kaki, penggunaan tangan, koordinasi mata dengan tangan, penggunaan peralatan dan berat beban (dalam kg).
Kelonggaran
Kelonggaran dalam ruang lingkup Time and Motion Study untuk pengaplikasiannya ada tiga yaitu : kelonggaran personal, kelonggaran kelelahan dan kelonggaran delay. Biasanya perusahaan akan memberikan kelonggaran personal kepada operator seperti minum, kekamar kecil, bercakap-cakap dengan teman sekerja sekedar menghilangkan ketegangan. Hal ini mutlak, karena merupakan kebutuhan bagi operator. Tidak terbayang jika operator tidak diberi kelonggran ini, mungkin akan membuat stress operator dan berimbas pada produktifitas. Kelonggaran juga didapatkan dengan mengamati kerja operator dilihat dari faktorfaktor yang berpengaruh, antara lain : tenaga yang dikeluarkan, sikap kerja, gerakan kerja, kelelahan mata, keadaan temperatur tempat kerja, keadaan atmosfer dan keadaan lingkungan yang baik.
Sampling Pekerjaan
Manfaat sampling pekerjaan adalah menentukan presentase kerja produktif dan non produktif, menentukan waktu baku (faktor penyesuaian dan faktor kelonggaran). Langkah – langkah sebelum melakukan sampling pekerjaan adalah :
• Menetapkan tujuan pengukuran / identifikasi masalah, yaitu untuk apa sampling dilakukan, yang akan menentukan besarnya tingkat ketelitian dan keyakinan
• Memberikan informasi kepada perusahaan
• Menentukan tingkat ketelitian dan keyakinan
• Penelitian pendahuluan
• Desain pengamatan sesuai dengan jumlah observasi yang dilakukan., jumlah hari pengamatan dan form pengamatan
• Pengumpulan data
• Pengolahan data : uji kecukupan data dan plot data dalam bagian control
Melakukan Sampling
Terdapat tiga langkah dalam melakukan sampling, yaitu : melakukan sampling pendahuluan, menguji keseragaman data dan menghitung jumlah kunjungan yang diperlukan
Sampling Pendahuluan
Disini dilakukan sejumlah kunjungan yang banyaknya ditentukan oleh pengukur, biasanya tidak kurang dari 30. Dari pengamatan yang dilakukan dibedakan atas kegiatan produktif dan non produktif yang diamati pada waktu-waktu yang acak.
Pengujian Keseragaman Data
Untuk itu akan ditentukan batas-batas kontrolnya yaitu :
rumus 12.jpg
Dimana p adalah
Dengan pi adalah presentase produktif di hari ke-i dan k adalah jumlah hari pengamatan.
Dengan ni adalah jumlah pengamatan yang dilakukan pada hari ke-i
Menghitung Jumlah Pengamatan yang Diperlukan
Jumlah pengamatan yang diperlukan untuk tingkat ketelitian 5% dan tingkat keyakinan 95% diketahui melalui rumus :
Cara Menentukan Pengamatan Secara Acak
Misalnya satu satuan panjangnya 5 menit. Jika satu hari kerja (7 jam), maka mempunyai 84 satuan waktu. Berarti jumlah kunjungan per hari tidak lebih dari 84 kali. Jika dilakukan 36 kali kunjungan akan ditentukan waktu kunjungan dengan tabel bilangan acak Dengan tabel bilangan acak, akan dipecahkan masalah tersebut. Angka-angka pada tabel itu diikuti dua-dua sampai 36 kali. Tentu syaratnya adalah bahwa pasangan-pasangan dua buah itu besarnya lebih dari 84 kali dan tidak boleh ada pengulangan. 39 65 75 45 19 54 ...............(36 pasang) Dengan demikian kunjungan dapat dilakukan pada saaat satuan waktu ke 39, 65, 75, 45...... (36 pasang). Berarti pada pukul 11.15, 14.25 dan seterusnya. Jika jam kerja dimulai dari pukul 08.00 sampai 16.00 dengan waktu istirahat pukul 12.00 – 13.00.
Waktu Siklus
Waktu siklus adalah waktu antara penyelesaian dari dua pertemuan berturut-turut, asumsikan konstan untuk semua pertemuan untuk memberikan kecepatan konveyer.
Konveyer adalah kunci pemindah material di kebanyakan line assembly : sabuk, rantai, overhead, pneumatic, dan konveyor sekrup. Dimana : T= waktu produksi yang tersedia selama 1 hari
d= demand per hari atau produksi per hari
Waktu Normal
Waktu normal adalah waktu siklus yang telah dikalikan dengan penyesuaian si operator. Misal waktu siklus pada pengerjaan perakitan sepeda adalah 150 detik dengan waktu ini dicapai dengan keterampilan good (C1), usaha good (C2), kondisi excellent (B) dan konsistensi average (D), maka tambahan terhadap p (penyesuaian) = 1 adalah : Keterampilan : Good (C1) = 0.06
Usaha : Good (C2) = 0.02
Kondisi : Excellent (B) = 0.04
Konsistensi : Average (D) = 0.00
0.12
Jadi p = (1-0.12) atau p = 0.88
Wn = 150 x 0.88 = 132 detik
Waktu Standar
Waktu standar adalah waktu yang seharusnya digunakan oleh operator yang normal pada keadaan yang normal untuk memproduksi satu unit dari data jenis produk. Waktu standar untuk setiap part harus dinyatakan termasuk toleransi untuk beristirahat untuk mengatasi kelelahan atau untuk faktor – faktor yang tidak dapat dihindarkan. Namun, jangka waktu penggunaan waktu standar ada batasannya. Hal ini terjadi karena proses produksi terus dikembangkan dan berubah secara kontinyu, sehingga waktu standar yang telah dipergunakan tidak representatif lagi. Oleh karena itu waktu standar harus selalu diperbaharui. Untuk menghitung waktu standar dilakukan dengan melakukan termengamati jumlah produktif pada sampling pekerjaan. Misal :
a. Jumlah pengamatan 432 (selama 12 hari) Jumlah produktif 343 Presentase produktif 343/432 x 100 % = 79,4 %
b. Jumlah menit pengamatan 5040 menit (12 hari x 7 jam x 60 menit) jumlah menit produktif 79,4 % /100 x 5040 = 4002 menit
c. Jumlah barang yang dihasilkan selama pengamatan 370 buah waktu diperlukan / buah 4002/370 = 10,82 menit
d. Faktor penyesuaian 0.95 Waktu normal 10,28 menit (10,82 menit x 0,95)
e. Kelonggaran 12 % Waktu baku 10,28 + (0.12 x 10,28) = 11,51 menit
Penentuan Gaji Operator
Produktifitas dari per individu operator dalam pabrik dapat diukur dalam berbagai cara. Jika 100 operator dapat menghasilkan produksi 3000 unit dari satu jenis produk dalam satu hari, rata-rata output akan dihasilkan 30 unit per operator per harinya. Barnes (1976: 4) berpendapat kita tidak mengetahui tentang apapun tentang kondisi dari peralatan yang digunakan, metode yang digunakan si operator atau cara mengorganisasi kerja. Akan tetapi, terdapat cara mengukur dengan ketelitian pekerja dalam bekerja atau operasi dan bisa diperlihatkan dengan menit standar per unit. Setelah didapatkan waktu standar dari tiap operator, maka dapat dilihat target perusahaan (misal jam kerja adalah 8 jam atau 480 menit, dengan waktu standar 12 menit). Target produksi adalah 480 menit/ 12 menit = 40. Sedangkan operator itu sendiri dapat menghasilkan produk dalam sehari sebanyak 55 produk (55 x 12 menit = 660 menit). Indek performansi operator menjadi, Indeks Performansi = (660 / 480) * 100 % = 137,5 % Untuk setiap 1 persen performansi melebihi standar (100 persen), operator akan mendapatkan kompensasi oleh 1 persen dari gaji dasar. Jika indeks performansi 137,5 persen, berarti ada kelebihan 37,5 persen dari standar. Maka operator tersebut akan mendapatkan gaji sebesar (jika gaji dalam sehari adalah Rp 60.000) 37,5 % x Rp 60.000 = Rp 22.500. Jadi operator tersebut dalam sehari akan mendapatkan Rp 60.000 + Rp 22.500 = Rp 82.500
Tidak ada komentar:
Posting Komentar